Theme Layout

Boxed or Wide or Framed

Theme Translation

Display Featured Slider

Featured Slider Styles

Display Grid Slider

Grid Slider Styles

Display Trending Posts

Display Author Bio

Display Instagram Footer

Dark or Light Style

Gejala dan Pengobatan Terhadap Alergi Susu


Gejala dan Pengobatan Terhadap Alergi Susu

Gejala dan Pengobatan Terhadap Alergi Susu. Alergi susu dapat diartikan ketika sistem kekebalan anak keliru dalam mengenali protein susu sebagai sesuatu yang berbahaya dan harus dilawan. Inilah awal dari reaksi alergi yang dapat menyebabkan bayi mengalami iritasi, gangguan pencernaan dan gejala penyakit lainnya. Kebanyakan bayi yang alergi susu sapi akan mengalami hal sama pula dengan susu kambing dan susu domba, bahkan ada juga beberapa diantaranya alergi dengan protein susu kedelai.

Bila dibandingkan kecenderungan alergi susu maka bayi yang minum ASI lebih rendah terkena alergi daripada bayi yang minum susu formula. Tapi para peneliti belum menemukan jawaban mengapa sebagian anak-anak bisa mengalami alergi sedangkan yang lainnya tidak. Pada banyak kasus, faktor genetik (bawaan dari orang tua) menjadi penyebab alergi.

Alergi susu, sejatinya, akan hilang dengan sendiri saat si kecil berusia 3 – 5 tahun, tapi ada juga yang tidak hilang alias menetap. Alergi susu berbeda dengan lactose intolerance, yaitu suatu kondisi ketidakmampuan lambung dalam mentoleransi gula laktosa yang biasanya umum terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dibandingkan bayi.

Baca juga : Bagaimana membicarakan narkoba kepada anak?

Gejala alergi susu

  1. Biasanya muncul pada beberapa bulan pertama kehidupan bayi atau sekitar 7 – 10 hari setelah mengkonsumsi protein susu sapi.
  2. Bayi mengalami muntah, penolakan makanan, kolik, dan gangguan kulit berupa bintik-bintik merah.
  3. Pada kondisi tertentu selain muntah juga dibarengi suara ‘wheezing’, gatal-gatal pada kulit, diare berdarah. Alergi yang parah berpotensial mengarah pada anafilaksis yang mengenai kulit bayi, lambung, pernafasan, dan tekanan darah. Tapi hal ini jarang terjadi dan kalau pun muncul biasanya lebih disebabkan karena alergi terhadap bahan makanan tertentu daripada karena alergi susu.

Bagaimana bila si kecil mengalami alergi susu?

  1. Hubungi dokter,agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan diketahui penyebab alergi susu , apakah faktor bawaan dari orang tua atau alergi makanan tertentu.
  2. Tak ada pemeriksaan laboratorium tunggal yang akurat dalam mendiagnosa alergi susu, jadi jangan heran bila dokter meminta si kecil untuk menjalani serangkaian tes.
  3. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan kulit, dengan cara menyuntikkan sedikit susu protein ke bawah permukaan kulit si kecil dengan menggunakan jarum. Jika muncul bintik merah maka dapat dipastikan si kecil memiliki alergi susu.

Pengobatan terhadap alergi susu

Jika bayi anda memiliki alergi susu dan anda sendiri sedang menyusui, maka sangat penting untuk kembali membatasi makanan yang dikonsumsi karena jenis bahan makanan pencetus alergi (alergen) dapat masuk ke susu anda. Anda mungkin dapat berkonsultasi dengan ahli diet agar dapat mengetahui alternatif sumber kalsium dan nutrisi penting lainnya yang dapat menggantikan bahan makanan pencetus alergi tersebut.Sejak Januari 2006, seluruh produsen makanan harus mencantumkan secara jelas komposisi bahan pada label produk terutama yang terbuat dari susu. Perlu diingat, makanan yang diproduksi sebelum Januari 2006 banyak yang tidak menyertakan informasi tentang komposisi bahan yang dapat menjadi pencetus alergi.Jika bayi anda minum susu formula, maka dokter akan menganjurkan anda untuk beralih ke susu kedelai. Jika bayi anda tidak tahan terhadap protein kedelai, maka akan diganti ke susu formula hypoallergen, yang mana proteinnya sudah dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga mampu meminimalisir reaksi alergi.

Baca juga : Mendorong Batita Bereksplorasi Secara Aman

Ada dua tipe susu formula hypoalergen yang tersedia, yaitu :
  1. Susu formula yang sudah dihidrolisasi dengan kandungan protein susu sapi yang kemudian dipecah ke bentuk partikel yang lebih kecil sehingga alergennya pun berkurang jauh bila dibandingkan susu formula biasa. Kebanyakan bayi yang memiliki alergi susu cocok dengan formula ini, hanya sedikit yang tidak.
  2. Susu formula bayi berdasarkan asam-amino, yang mengandung protein dalam bentuk sederhana. Susu ini diberikan hanya bila kondisi alergi bayi anda tidak membaik meski telah mengkonsumsi susu hidrolisasi.
Ada juga susu formula hidrolisasi parsial atau sebagian yang beredar di pasaran, tapi tidak 100% hypoalergenik dan masih dapat menimbulkan reaksi alergi.

Susu formula yang beredar di pasaran sekarang dikeluarkan oleh US Food and Drug Administration (US FDA) dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak dapat ditiru. Susu kambing, air beras, atau susu kacang almond tidak aman dan tidak direkomendasikan untuk bayi.

Sekali anda mengganti susu formula bayi dengan yang lain, maka gejala alergi seharusnya akan menghilang dalam 2 – 4 minggu. Dokter anak anda mungkin akan merekomendasikan kepada anda untuk tetap mengkonsumsi susu tersebut sampai usianya menginjak satu tahun, baru kemudian secara perlahan perkenalkan susu sapi lewat menu diet si kecil. Paling penting rajin berkonsultasi dengan dokter anak anda.
dunia orange
0 Comments
Share This Post :

You Might Also Like

Tidak ada komentar:

Posting Komentar